Melayang aku

Jalan diantara tiang hijau telarut keabuan diujung. Hariku bersamanya membuat aku menunjukkan sifat asliku. Sehingga Laela seakan menjauh dariku. Begitu aku membicarakan hal tentang masa depan kita berdua Laela menatapku seakan menginginkan hubungan kita putus.
"Laela kamu kenapa dari kemarin kamu seakan menjauh dariku?"tanyaku lembut.
"Tidak apa-apa kok Wid. Seharusnya aku yang tanya sama kamu akhir-akhir ini kenapa kamu seperti ini?"sahutan lembut membalas pertanyaanku.
"Mang kenapa aku La?"
"Emm.. Aku tuh melihat kamu sekarang berubah tidak seperti dulu lagi. Ada apa si? Cerita dong!"

Aku heran dengan Laela kenapa dia saat di dekatku seperti ini dan di saat jauh Laela terlalu jauh.
"Ya aku.. aku sebenarnya.."tiba-tiba hp-ku berbunyi dan ternyata aku disuruh temanku ke rumahnya katanya penting. Lalu aku pamitan dengan Laela. Sebelum pergi ku tolehkan mukaku ke Laela dan dia terlihat agak kesal denganku.

Tapi tak apalah aku kan tak melakukan hal yang negatif di antara hubunganku dengan Laela.

Beberapa menit aku berjalan kini telah sampai di depan rumah May. Aku ketuk pintu rumahnya dengan irama yang biasa aku dan May untuk bertamu dirumah masing-masing.
"Wah itu pasti Widi sayangku. Akhirnya datang juga. Duh pake baju apa ya? Hm.. yang ini aja ah."
"May May ada tamu nak!"pinta Ibu May untuk segera turun menemuiku.

Beberapa saat kemudian May datang dengan penampilan yang membuat aku terkejut.
"Wih tampil baru beli dimana?"
"Ah bukan baru kok. Ni baju aku yang dah lama aku siapkan untuk hari ini."
Batinku tidak karuan dan merasakan gelisah saat May berkata seperti itu. Jangan-jangan dia ingin mengajak aku kencan. Dan merayuku agar aku menjadi miliknya. Aku segera bertindak menghidupkan alarm seperti nada panggilan. Akhirnya May percaya kalau ada panggilan masuk dari ibuku. Lega rasanya bisa lolos darinya.

Keesokan harinya aku menemui Laela sepulang dia dari kampusnya. Aku pun menghampirinya di pintu gerbang. Seperti biasa aku dan Laela pergi ke warung Mie Ongklok. Kebetulan ada Nay dan San lalu mereka aku traktir Mie Ongklok. Disaat itu aku tak sengaja mengambil batang rokok di dalam bungkus rokok milik Nay yang berada di atas meja hijau mengkilap dan menyalakannya. Kemudian Laela otomatis kesal denganku yang ingkar janji.
"Wid kapan nge-JAM lagi?"tanya San.
"Wah gimana ya San, Nay? Soalnya aku sibuk banget ni."
"Wid kamu suka nge-Band? Kenapa ci gak bilang? Kalu gitu kan aku ada kenalan produser rekaman." sambung Laela.
"Ela'? Wah bagus banget. Wid kamu beruntung punya cewek kaya Laela. Besok kita dikenalin sama produser kamu itu ya La'?" sahut Nay.
"OK. Deh!"

Sebenarnya aku ingin rekaman tapi aku harus kerja setiap hari. Huh tak enak rasanya. Sepulang dari warung Laela berubah dari cemberutnya ke senyumnya yang manis.
"Wid. Aku sayang ma kamu. Aku bantu kamu tuk rekamaman ma temen-temen. Tapi Wid aku gak mau kamu kaya di warung tadi ngrokok. Kamu kan dah janji kalau gak ngrokok lagi. Tak baik untuk kesehatan kamu. OK. Dah dulu ya sayang. Aku ke dalam dulu. Sampai besok!"
"Bye bye sayang aku tak kan ulangi lagi. I Love You."
"I Love You to."

Aku bahagia banget Laela bahagia seperti ini. Waktu telah tiba saatnya aku, Nay, San, Reza, dan Laela berkunjung ke X-treme Studio. Sebuah studio musik yang mana pemiliknya Pak Ganjar Witjaksono produser kenalan Laela. Kami berbincang sejenak tentang band kami. Lalu Pak Sono tertarik dengan band kami. Untuk mengobati rasa penasarannya kami diminta untuk ke ruang hampa di mana tempat untuk latihan biasanya. Tanpa persiapan lama kami mulai memainkan lagu ciptaan kami sendiri. Entah mengapa Pak Sono terkejut melihat aksi kami yang menurutnya luar biasa.

Keesokannya aku dan kawan-kawan datang ke studio lagi atas permintaan pak Sono sendiri. Akhirnya kami pun masuk dapur rekaman juga. Saat memilih lagu mana yang akan di rekam aku langsung kepikiran buat lagu. Karena perasaanku lagi berbunga-bunga akhirnya ku beri judul 'melayang aku'. Temen-temen pun setuju dan tak pikir panjang kami langsung rekaman secara live. Aku deg-degan setelah kami rekaman dengan apa hasilnya nanti.

Sambil menunggu kiranya jam 10 pagi kami jalan-jalan ke alun-alun.
"San aku khawatir ni.."
"Reza santai aja kenapa si..."
"Yang jangan khawatir pasti hasilnya bagus kok.."
"Tapi Rena perasaanku nggak enak ni.."
"Mending kita berdoa aja memohon agar hasilnya bagus. Amien." pintaku menenangkan suasana.
Tak berapa lama Rena menerima telepon dari pak Sono untuk segera ke studionya. Kami pun segera bergegas.

Karena cukup jauh lima belas menit lemudian kami sampai di studio. Tak perlu basa basi aku menanyakan hasilnya.
"Bagaimana pak?"
"Begini. Duduk dulu dong ni diminum tehnya mumpung masih anget!"
"Ya baik pak." jawab kami serentak.
"Begini nak Widi dari saya mengedit dan menganalisis ternyata sungguh menakjupkan. Saya tak lama-lama tak susah-susah lagi mengeditnya karena tak banyak kesalahan."
"Wah jadi kami berhasil pak. Alhamdulillah ya Allah."
Setelah itu kami pun bersujud syukur bersama. Tak ku sangka Melayang Aku akhirnya membuat aku melayang. Kami pun berangkulan dan melompat bersama-sama.

Comments