Kiat-kiat Memilih Pangan Jajanan yang Digoreng
Halo semua. Apa kabar? Apakah kalian suka membeli pangan jajanan? Itu lo yang sering kita jumpai di beberapa pedagang kaki lima. Tentunya sebagian besar dari kita suka dengan makanan siap saji tersebut. Lalu apa saja? Ya semisal : pisang goreng (ini mah kesukaanku waktu kecil), tahu goreng (tahu susur/tahu kemul), tempe kemul, gado-gado, gulali, es campur, bakso dan lain-lain.
Semuanya enak dan terasa lezat. Namun untuk pangan jajanan yang digoreng patut kita waspadai. Beberapa diantaranya ada yang digoreng dengan minyak jelantah. Minyak jelantah yaitu minyak goreng yang telah dipakai berulang kali. Biasanya pangan jajanan tersebut sering dibungkus dengan kertas bekas maupun plastik berwarna merah atau hitam misalnya. Ada pula yang kedua hal tersebut menjadi satu. Seperti yang saya sering temui saat membeli tempe kemul dan kawan-kawannya. Posisi didalam kantong plastik yaitu gorengan dibagian atas dan kertas koran dibagian bawahnya.
Apa bahaya penggunaan minyak jelantah?
Minyak jelantah adalah minyak yang sudah digunakan berulang kali. Yang mana kualitas minyak tersebut sudah menurun dan mengeluarkan kandungan polimer yang dapat terserap dalam pangan. Asam lemak trans dan hasil peroksida pada minyak jelantah yang terbentuk akibat pemanasan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol. Nah bagi anda yang mempunyai saudara atau keluarga, atau anda memiliki kolesterol tinggi, mungkin hal ini menjadi salah satu penyebabnya. Bagi yang dirumah, misalnya punya minyak jelantah kira-kira telah dipakai lebih dari dua kali (habis goreng pisang lalu buat goreng tempe) lebih baik jangan dipakai lagi.
Apa bahaya penggunaan kertas bekas sebagai pembungkus?
Koran, koran terutama koran bekas ternyata memiliki banyak fungsi salah satunya sebagai pembungkus makanan. Lalu temannya yakni majalah atau kertas bekas lainnya yang ada tintanya. Mereka sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Karena didalam tinta terdapat logam berat yaitu timbal (Pb) yang bersifat racun. Tinta tersebut apabila terkena panas atau minyak dari gorengan maka tinta tersebut akan larut dan meresap dalam makanan.
Bahaya dalam jangka pendek. Bila tertelan dapat menyebabkan rasa haus; rasa terbakar pada mulut dan kerongkongan; pengeluaran air liur yang banyak; sakit perut dengan mules yang hebat; muntah; diare dengan tinja berwarna hitam atau berdarah; susah buang air besar; kelelahan; gangguan tidur; gelisah; kelas marah; gangguan ginjal; gangguan otak dengan penglihatan; kesemutan; kejang dan lumpuh. Kematian dapat terjadi akibat kegagalan jantung.
Bahaya dalam jangka panjang. Bila tertelan, paparan timbal yang berulang-ulang dan dalam jangka waktu lama walaupun dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh. Seperti pada tulang, gigi, dan otak. Dapat pula menimbulkan efek pada ginjal, hati, darah, syaraf, alat reproduksi dan endokrin dari sistem kekebalan tubuh. Wah cukup banyak juga ya. Lalu untuk tahap awal dari keracunan timbal dapat ditunjukkan dengan hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, susah buang air besar, lesu atau lekas marah, lelah, sakit kepala, dan lemah. Hm... Rasa galau juga mungkin salah satu tanda-tandanya. Hehehe...
Apa bahaya penggunaan plastik berwarna sebagai pembungkus pangan?
Nah bahaya yang satu ini penjelasannya sangat singkat, tidak seperti yang di atas. Plastik berwarna tersebut dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan konsumen. Hahaha... Ternyata yang bermigrasi bukan hanya manusia atau hewan ya, zat kimia juga bisa.
Lalu apa yang perlu diperhatikan dalam memilih pangan jajanan yang digoreng?
1. Pilihlah pangan yang bersih dan tertutup.
2. Hindari pangan gorengan yang berwarna gelap dan keras. Karena pangan yang seperti ini mungkin pangan sisa yang tidak habis terjual dan digoreng kembali.
3. Hindari pangan yang berwarna mencolok karena patut diduga mengandung bahan pewarna yang dilarang dan berbahaya.
4. Hindari pangan yang kenyal dan tahan lama. Karena patut diduga juga mengandung boraks dan formalin.
Sekian ulasan tentang kiat-kiat memilih jajanan yang digoreng yang saya ambil dari selebaran Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Untuk masalah penyakit kita hanya bisa menghalau dengan cara hidup sehat. Jadi mari kita giatkan hidup sehat. Keep your healt!
Semuanya enak dan terasa lezat. Namun untuk pangan jajanan yang digoreng patut kita waspadai. Beberapa diantaranya ada yang digoreng dengan minyak jelantah. Minyak jelantah yaitu minyak goreng yang telah dipakai berulang kali. Biasanya pangan jajanan tersebut sering dibungkus dengan kertas bekas maupun plastik berwarna merah atau hitam misalnya. Ada pula yang kedua hal tersebut menjadi satu. Seperti yang saya sering temui saat membeli tempe kemul dan kawan-kawannya. Posisi didalam kantong plastik yaitu gorengan dibagian atas dan kertas koran dibagian bawahnya.
Apa bahaya penggunaan minyak jelantah?
Minyak jelantah adalah minyak yang sudah digunakan berulang kali. Yang mana kualitas minyak tersebut sudah menurun dan mengeluarkan kandungan polimer yang dapat terserap dalam pangan. Asam lemak trans dan hasil peroksida pada minyak jelantah yang terbentuk akibat pemanasan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol. Nah bagi anda yang mempunyai saudara atau keluarga, atau anda memiliki kolesterol tinggi, mungkin hal ini menjadi salah satu penyebabnya. Bagi yang dirumah, misalnya punya minyak jelantah kira-kira telah dipakai lebih dari dua kali (habis goreng pisang lalu buat goreng tempe) lebih baik jangan dipakai lagi.
Apa bahaya penggunaan kertas bekas sebagai pembungkus?
Koran, koran terutama koran bekas ternyata memiliki banyak fungsi salah satunya sebagai pembungkus makanan. Lalu temannya yakni majalah atau kertas bekas lainnya yang ada tintanya. Mereka sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Karena didalam tinta terdapat logam berat yaitu timbal (Pb) yang bersifat racun. Tinta tersebut apabila terkena panas atau minyak dari gorengan maka tinta tersebut akan larut dan meresap dalam makanan.
Bahaya dalam jangka pendek. Bila tertelan dapat menyebabkan rasa haus; rasa terbakar pada mulut dan kerongkongan; pengeluaran air liur yang banyak; sakit perut dengan mules yang hebat; muntah; diare dengan tinja berwarna hitam atau berdarah; susah buang air besar; kelelahan; gangguan tidur; gelisah; kelas marah; gangguan ginjal; gangguan otak dengan penglihatan; kesemutan; kejang dan lumpuh. Kematian dapat terjadi akibat kegagalan jantung.
Bahaya dalam jangka panjang. Bila tertelan, paparan timbal yang berulang-ulang dan dalam jangka waktu lama walaupun dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh. Seperti pada tulang, gigi, dan otak. Dapat pula menimbulkan efek pada ginjal, hati, darah, syaraf, alat reproduksi dan endokrin dari sistem kekebalan tubuh. Wah cukup banyak juga ya. Lalu untuk tahap awal dari keracunan timbal dapat ditunjukkan dengan hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, susah buang air besar, lesu atau lekas marah, lelah, sakit kepala, dan lemah. Hm... Rasa galau juga mungkin salah satu tanda-tandanya. Hehehe...
Apa bahaya penggunaan plastik berwarna sebagai pembungkus pangan?
Nah bahaya yang satu ini penjelasannya sangat singkat, tidak seperti yang di atas. Plastik berwarna tersebut dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan konsumen. Hahaha... Ternyata yang bermigrasi bukan hanya manusia atau hewan ya, zat kimia juga bisa.
Lalu apa yang perlu diperhatikan dalam memilih pangan jajanan yang digoreng?
1. Pilihlah pangan yang bersih dan tertutup.
2. Hindari pangan gorengan yang berwarna gelap dan keras. Karena pangan yang seperti ini mungkin pangan sisa yang tidak habis terjual dan digoreng kembali.
3. Hindari pangan yang berwarna mencolok karena patut diduga mengandung bahan pewarna yang dilarang dan berbahaya.
4. Hindari pangan yang kenyal dan tahan lama. Karena patut diduga juga mengandung boraks dan formalin.
Sekian ulasan tentang kiat-kiat memilih jajanan yang digoreng yang saya ambil dari selebaran Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Untuk masalah penyakit kita hanya bisa menghalau dengan cara hidup sehat. Jadi mari kita giatkan hidup sehat. Keep your healt!
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa komen ya. Satu saja sangat membantu untuk kemajuan blog ini.
Ingat yang sopan komennya. Oke. :)