Bunga di tepi jalan
Bunga. Bunga merupakan salah satu bagian dari tumbuhan. Bunga juga bisa berarti sebuah nama orang. Bunga bisa kita temukan di dalam buku tabungan kita. Bunga dapat berarti buruk atau pun baik. Ada yang indah, ada yang tidak. Ada yang harum, ada yang berbau tidak sedap. Ada yang beracun, ada yang bisa mengobati.
Siapa yang suka Bunga? Ya, tentu sebagaian besar kaum Hawa. Kaum Hawa suka sekali dengan Bunga. Mereka -atau anda bagian dari mereka- pernah dan atau punya tanaman Bunga. Apapun jenisnya, bahkan ada yang lama berbunga. Alias tidak berbunga. Mereka rawat hingga tumbuh bunga-bunga baru. Mereka siram dengan kelembutan mereka. Sedikitpun mereka tidak berperasaan terhadap bunga yang dia rawat, maka bunga itu tidak akan bertahan lama. Bunga itu akan berguguran sebelum mekar.
Di jaman yang penuh kreasi seperti sekarang, berbagai jenis barang terbuat dari Bunga. Ataupun bunga-bunga itu terbuat dari berbagai macam barang. Kosmetik misalnya, merupakan salah satu bentuk lain dari bunga setelah diolah. Hiasan bunga di sebuah meja misalnya, merupakan salah satu media untuk mengukir bunga. Lebih tepatnya membuat bunga kayu berpelitur.
Satu hal yang membuat bunga menjadi sangat fenomenal yaitu jika dia berada di tepi jalan. Bagaimana tidak? Coba saja lihat bunga di tepi jalan-jalan besar di kota. Lihat juga di sebuah taman kota di tempat tinggal kalian. Sungguh indah bukan? Saya juga memberi tepuk tangan untuk yang menanamnya. Artinya mereka mengerti akan keindahan, kesejukan, dan keasrian. Apakah kalian tergoda untuk memetiknya? Silakan saja! Saya tidak melarangnya. Namun apakah masih ada keindahan lagi? Kalau bunga-bunga di tepi jalan dipetik semua. Saya jamin pemandangan yang kalian lihat sebelumnya tidak akan terlihat lagi. Tidak ada lagi bunga-bunga yang menyejukkan mata.
Saya jadi ingat sebuah lagu. Lagu jaman bapak ibu saya kiranya. "BUNGA DI TEPI JALAN". Yang mana saya tidak tahu siapa yang punya lagu tersebut. Saya kira lagu itu pernah menjadi Jawara hingga beberapa minggu di sebuah radio.
Untuk masalah makna tidak baiknya. Bunga di tepi jalan kadang disangkutpautkan dengan dunia malam kota besar. Setiap malamnya ada saja bunga di tepi jalan. Namun warna mereka berbeda-beda tiap malamnya. Begitu juga harumnya. Membawa harum di malam hari dan membawa harum busuk kaum hawa.
Singkat cerita. Saya sarankan kalian hati-hati jika melihat Bunga Di Tepi Jalan. Mungkin saja Bunga itu sejenis bunga Mawar. Bunga yang menawarkan keindahan dan duri. Mungkin saya terlalu memberi kata-kata kiasan dalam tulisan saya ini. Yang pasti Bunga Di Tepi Jalan memiliki dua buah kemungkinan. Seperti halnya koin. Baik dan Buruk.
Sekian
Siapa yang suka Bunga? Ya, tentu sebagaian besar kaum Hawa. Kaum Hawa suka sekali dengan Bunga. Mereka -atau anda bagian dari mereka- pernah dan atau punya tanaman Bunga. Apapun jenisnya, bahkan ada yang lama berbunga. Alias tidak berbunga. Mereka rawat hingga tumbuh bunga-bunga baru. Mereka siram dengan kelembutan mereka. Sedikitpun mereka tidak berperasaan terhadap bunga yang dia rawat, maka bunga itu tidak akan bertahan lama. Bunga itu akan berguguran sebelum mekar.
Di jaman yang penuh kreasi seperti sekarang, berbagai jenis barang terbuat dari Bunga. Ataupun bunga-bunga itu terbuat dari berbagai macam barang. Kosmetik misalnya, merupakan salah satu bentuk lain dari bunga setelah diolah. Hiasan bunga di sebuah meja misalnya, merupakan salah satu media untuk mengukir bunga. Lebih tepatnya membuat bunga kayu berpelitur.
Satu hal yang membuat bunga menjadi sangat fenomenal yaitu jika dia berada di tepi jalan. Bagaimana tidak? Coba saja lihat bunga di tepi jalan-jalan besar di kota. Lihat juga di sebuah taman kota di tempat tinggal kalian. Sungguh indah bukan? Saya juga memberi tepuk tangan untuk yang menanamnya. Artinya mereka mengerti akan keindahan, kesejukan, dan keasrian. Apakah kalian tergoda untuk memetiknya? Silakan saja! Saya tidak melarangnya. Namun apakah masih ada keindahan lagi? Kalau bunga-bunga di tepi jalan dipetik semua. Saya jamin pemandangan yang kalian lihat sebelumnya tidak akan terlihat lagi. Tidak ada lagi bunga-bunga yang menyejukkan mata.
Saya jadi ingat sebuah lagu. Lagu jaman bapak ibu saya kiranya. "BUNGA DI TEPI JALAN". Yang mana saya tidak tahu siapa yang punya lagu tersebut. Saya kira lagu itu pernah menjadi Jawara hingga beberapa minggu di sebuah radio.
Untuk masalah makna tidak baiknya. Bunga di tepi jalan kadang disangkutpautkan dengan dunia malam kota besar. Setiap malamnya ada saja bunga di tepi jalan. Namun warna mereka berbeda-beda tiap malamnya. Begitu juga harumnya. Membawa harum di malam hari dan membawa harum busuk kaum hawa.
Singkat cerita. Saya sarankan kalian hati-hati jika melihat Bunga Di Tepi Jalan. Mungkin saja Bunga itu sejenis bunga Mawar. Bunga yang menawarkan keindahan dan duri. Mungkin saya terlalu memberi kata-kata kiasan dalam tulisan saya ini. Yang pasti Bunga Di Tepi Jalan memiliki dua buah kemungkinan. Seperti halnya koin. Baik dan Buruk.
Sekian
saya sering nemu makanan di tepi jalan, mau diambil tapi dimarahin. kenapa ya?
ReplyDeleteEa mungkin itu punya kucing jadi nggak boleh.
ReplyDelete