Hasta Brata - Keutamaan Menjadi Sang Pemimpin Negara

Sebuah perbedaan muncul ketika saya membaca sebuah bagian dari cerita Mahabharata. Kalimataya - Pesona Gelar Raja Yudistira - Para Penerus Astinapura Pasca Bharatayuda. Perbedaan di sini tentang presiden kita dengan raja dalam pewayangan. Yang mana jika dalam kisah pewayangan para raja terutama Prabu Yudistira, sang raja dalam penobatannya sebagai raja didoakan oleh rakyatnya agar menjadi raja yang Hasta Brata. Namun miris ketika melihat pelantikan presiden beliau seperti tidak didoakan oleh rakyatnya, walaupun rakyat telah memilihnya sebagai presiden. Itulah pemikiran yang sejak awal sebelum mulai menulis postingan ini.

Berkaitan dengan presiden dan raja, langsung saja saya beri selembar kumpulan kata yang bermanfaat. Yang saya tuju terutama kepada para calon pemimpin dan calon pemerintah. Waktunya pun tepat untuk menyambut hari-hari di mana kita semua -yang sudah menjadi pemilih- memilih wakil rakyat dan presiden. Beberapa hari lagi akan diselenggarakannya pemilu, yakni di bulan April.

Resep ini saya ambil dari wejangan yang di berikan Prabu Kalimataya (Yudistira) kepada Raden Parikesit sang penerus Astinapura. Sang Prabu mengajarkan Raden Parikesit tentang keutamaan menjadi seorang raja yang disebut sebagai Hasta Brata. Hasta Brata adalah hukum keadilan seorang raja dalam memerintah negara yang terdiri dari delapan perkara antara lain :

1. Seorang raja harus berperilaku seperti bumi atau bersifat seperti tanah. Maksudnya selalu memberikan dukungan bagi pembangunan kesejahteraan seluruh rakyatnya. Baik pandangan, pikiran, maupun hasil karyanya dapat bermanfaat bagi banyak orang. Ibarat bumi, semua yang terkandung di dalamnya diharapkan dapat membawa kesejahteraan banyak orang.

2. Seorang raja harus berperilaku seperti air. Yaitu menjadi sumber kebutuhan utama bagi kehidupan rakyatnya. Segala yang dimiliki menjadi tumpuan harapan banyak orang. Tingkah lalu dan ucapannya akan dijadikan panutan, menjadi penyegar bagi mereka yang sedang kehausan.

3. Harus berperilaku seperti api. Raja menjadi penyemangat dan alat untuk membasmi kesulitan, kesusahan, kejahatan, dan segala hal yang kurang baik di dalam masyarakat. Menerangi yang gelap sehingga jalannya segera tidak tersendat-sendat.

4. Harus berperilaku seperti angin. Raja di sini sebagai sumber napas yang berguna bagi kehidupan para rakyatnya. Tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Tak mudah sakit hati jikalau mendapat cobaan dan halangan. Berbuat tanpa pamrih demi kesejahteraan hidup banya orang. Segala ucapannya menjadi penyejuk bagi masyarakat.

5. Raja harus berperilaku seperti matahari. Menjadi sumber penerang bagi para rakyatnya. Tanpa kenal lelah, kasih sayangnya yang tulus akan menjadi pengarah dan petunjuk jalannya kebaikan maupun kesejahteraan banyak orang tanpa pilih kasih.

6. Harus seperti rembulan. Yang mana seorang saja memiliki pancaran kehalusan budi, rendah hati, dan menyenangkan sehingga membuat suasana menjadi tenteram dan damai. Cahaya lembutnya dapat menerangi hati para rakyatnya.

7. Raja berperilaku seperti bintang. Menjadi panutan arah bagi rakyatnya. Tak memiliki pamrih dan kepemilikan bagi kepentingan diri sendiri tidak serakah, lembut, namun tegas serta teguh dalam pendirian demi kebaikan seluruh manusia yang diperintahnya.

8. Yang ke delapan, raja harus berperilaku seperti awam. Raja akan menjadi penyejuk seperti mendung bagi mereka yang sedang kepanasan dan membutuhkan kenyamana hidup. Ketetapan hukumnya tegas bagi semua rakyat tanpa pandang bulu. Yang salah akan mendapat hukuman maupun denda yang setimpal dengan perbuatannya. Yang baik mendapatkan hadiah dan sanjungan. Ketegasan yang diucapkannya berwibawa seperti petir dan guntur. Sehingga membuat takut mereka yang berbuat salah.

Tambahan seorang raja harus waspada terhadap sifat nista, menguasai, serakah, suka memperdaya, menyakiti, merebut yang bukan menjadi haknya -korupsi-, serta memaksakan kehendak. Hal ini yang akan membuat rasa tidak percaya para bawahan kepada rajanya. Sebaliknya, yang harus dimiliki yaitu sifat rendah hati, suka menolong, dan dermawan. Justru akan menjadikan keluhuran budi.

Nah begitulah Hasta Brata atau delapan perkara syarat utama menjadi seorang raja atau pemimpin atau pemerintah. Sekiranya cukup postingan yang saya tulis panjang lebar ini. Kalau ditambah lagi jadi mondar-mandir di tempat yang sama. Jadi bagaimana syaratnya menurut kalian? Apakah calon pemimpin kita sanggup dan memenuhi syarat tersebut? Kita lihat hasilnya. Sekarang kita doakan saja yang kita pilih orang baik-baik. Jangan pula asal pilih. Pilihlah sesuai kemantapan hati nurani kalian para pemilih. Sekian dan terima kasih.

Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa komen ya. Satu saja sangat membantu untuk kemajuan blog ini.
Ingat yang sopan komennya. Oke. :)