Mengenang Masa Lalu
Terdiam, hanya bisa diam. Itu lagu Ada Band. Bukan sebuah puisi yang ingin sempat ku katakan dengan indah. Yang nantinya malah jadi hampa hatiku ini. Yah, makan JetZ aja galau nggak masalah. Karena namaku Aditya bukanlah dewa. Aku hanya manusia biasa yang tak lepas dari khilaf.
Masa lalu, biarlah masa lalu. Janganlah diungkit maupun dipermasalahkan. Masa lalu harus dikubur biar jadi pupuk untuk masa depan kita. Maksudnya, masa lalu itu kita jadikan bahan pelajaran bagi kita. Supaya di kemudian hari tidak terulang lagi. Jangan sampai ada kata "TERLALU".
Mengenangmu, menyakitkan, melukai hatiku. Ku terdiam, ku tenggelam huo ho. Baiknya kau pergi tinggalkan ku sendiri. Ku tak mungkin lagi berada dalam masa lalu. Mengingat masa lalu ada baik dan buruknya. Kadang kita menganggap diri kita bodoh di masa lalu. Artinya semakin ke depan berarti kita semakin pintar. Kita juga suka menyesal. Kenapa tidak itu? Kenapa tidak begini saja? Itu juga tandanya kita semakin pintar.
Namun dalam menghadapi masalah waktu sekarang. Pasti kita akan dibodoh-bodohkan dan diumpat diri kita sendiri di masa depan. Apakah kita akan begitu? Tentu. Itu wajar.
Bukan sok motivator kaya Mario Brengosen, Edi Badai, dan lainnya. Saya hanya sedang membodohkan diri ini di masa lalu. Eits tapi saya juga tidak sedang sok kaya Dika anaknya Ayah Adi, yang membodohkan dirinya sendiri. Sebelumnya maaf jika menyakitkan hati yang orang bersangkutan.
#Peace dong ah
Saya sedang berpikir. Kenapa tidak begitu? Ini, itu dan lain sebagainya. Coba kau bayangkan! Engkau di pelabuhan. Kapal pun tenggelam dan tak terlihat saat menjauh dari pelabuhan. Begitu juga masa lalu. "KELIPE POL POLAN".
Berkaitan masa lalu, ada sesuatu yang disebut penyesalan. Penyesalan memang menyebalkan. Penyesalan memang seperti pahlawan kesiangan. Dia selalu saja datang belakangan. Apalagi jika baru menyadari sesuatu yang sebenarnya adalah salah atau kurang tepat. Lalu yang benar adalah yang sedang dipikirkan. "Seharusnya begini, bukan begitu!"
Masa lalu juga berkaitan dengan istilah "Andai Saja". Manusia suka berandai. Sampai-sampai dijadikan sebuah nama, Andai-andai Lumut. Mereka ingin sekali menciptakan mesin waktu. Lalu mengubah dunianya. Namun apakah mereka tidak egois? Mereka hanya mementingkan nasibnya sendiri. Di orang bule sana, bahkan ada yang mengaku berhasil menciptakan mesin waktu. Ada pula yang mengaku dia berasal dari masa depan. Lalu yang menyebalkan kenapa mereka -pemberita- mengatakan "para ahli". Anda tahu siapa "para ahli". Kenapa mereka tidak menyebutkan nama satu persatu dan tidak disiarkan LIVE di TV. Judule "Ngapusi". TIME in the hand GOD.
Hah tulisannya sok banget yah. Haha.
Kita hanya bisa mengenang masa lalu. Lalu menjadikannya pelajaran itu lebih baik. Menangisi, menyesali, apapun istilahnya tidak akan ada perubahan pada masa lalu itu. Yang harus ada perubahan adalah sekarang, besok, lusa, dan hari hari berikutnya. Yuk mari, monggo.
So. What do you think about "Masa Lalu" for you?
Masa lalu, biarlah masa lalu. Janganlah diungkit maupun dipermasalahkan. Masa lalu harus dikubur biar jadi pupuk untuk masa depan kita. Maksudnya, masa lalu itu kita jadikan bahan pelajaran bagi kita. Supaya di kemudian hari tidak terulang lagi. Jangan sampai ada kata "TERLALU".
Mengenangmu, menyakitkan, melukai hatiku. Ku terdiam, ku tenggelam huo ho. Baiknya kau pergi tinggalkan ku sendiri. Ku tak mungkin lagi berada dalam masa lalu. Mengingat masa lalu ada baik dan buruknya. Kadang kita menganggap diri kita bodoh di masa lalu. Artinya semakin ke depan berarti kita semakin pintar. Kita juga suka menyesal. Kenapa tidak itu? Kenapa tidak begini saja? Itu juga tandanya kita semakin pintar.
Namun dalam menghadapi masalah waktu sekarang. Pasti kita akan dibodoh-bodohkan dan diumpat diri kita sendiri di masa depan. Apakah kita akan begitu? Tentu. Itu wajar.
Bukan sok motivator kaya Mario Brengosen, Edi Badai, dan lainnya. Saya hanya sedang membodohkan diri ini di masa lalu. Eits tapi saya juga tidak sedang sok kaya Dika anaknya Ayah Adi, yang membodohkan dirinya sendiri. Sebelumnya maaf jika menyakitkan hati yang orang bersangkutan.
#Peace dong ah
Saya sedang berpikir. Kenapa tidak begitu? Ini, itu dan lain sebagainya. Coba kau bayangkan! Engkau di pelabuhan. Kapal pun tenggelam dan tak terlihat saat menjauh dari pelabuhan. Begitu juga masa lalu. "KELIPE POL POLAN".
Berkaitan masa lalu, ada sesuatu yang disebut penyesalan. Penyesalan memang menyebalkan. Penyesalan memang seperti pahlawan kesiangan. Dia selalu saja datang belakangan. Apalagi jika baru menyadari sesuatu yang sebenarnya adalah salah atau kurang tepat. Lalu yang benar adalah yang sedang dipikirkan. "Seharusnya begini, bukan begitu!"
Masa lalu juga berkaitan dengan istilah "Andai Saja". Manusia suka berandai. Sampai-sampai dijadikan sebuah nama, Andai-andai Lumut. Mereka ingin sekali menciptakan mesin waktu. Lalu mengubah dunianya. Namun apakah mereka tidak egois? Mereka hanya mementingkan nasibnya sendiri. Di orang bule sana, bahkan ada yang mengaku berhasil menciptakan mesin waktu. Ada pula yang mengaku dia berasal dari masa depan. Lalu yang menyebalkan kenapa mereka -pemberita- mengatakan "para ahli". Anda tahu siapa "para ahli". Kenapa mereka tidak menyebutkan nama satu persatu dan tidak disiarkan LIVE di TV. Judule "Ngapusi". TIME in the hand GOD.
Hah tulisannya sok banget yah. Haha.
Kita hanya bisa mengenang masa lalu. Lalu menjadikannya pelajaran itu lebih baik. Menangisi, menyesali, apapun istilahnya tidak akan ada perubahan pada masa lalu itu. Yang harus ada perubahan adalah sekarang, besok, lusa, dan hari hari berikutnya. Yuk mari, monggo.
So. What do you think about "Masa Lalu" for you?
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa komen ya. Satu saja sangat membantu untuk kemajuan blog ini.
Ingat yang sopan komennya. Oke. :)