Semua dari nol

Berawal dari membaca postingan teman saya, Hittori Yudo. Abang ini menceritakan bagaimana 'nasib' seseorang yang memulai menulis dari nol. Juga suka duka seorang penulis blog.

Yang namanya usaha tidak ada yang dari tengah-tengah. Kecuali itu dari peninggalan atau warisan. Meski warisan tetap saja yang menjadi ahli waris sudah belajar dulu dari nol. Apa yang akan ia kelola nanti? Pengetahuan apa saja yang berguna untuk memajukan usaha peninggalan ayahnya, misal. Lalu kenapa ia harus memegang warisan itu? Bagaimana cara menjaganya agar tetap stabil?

Intinya warisan usaha yang diberikan tidak serta merta diberikan begitu saja. Ada usaha. Yaitu dari nol, alias pengetahuan dasar usaha itu.

Seperti menulis. Pertama saya menulis blog, saya mengetahui dulu apa itu cerpen, novel dan kawan-kawannya. Lalu pengetahuan internet, blogger, email, dan lainnya. Sampai saat ini saya masih mempelajari hal yang berkaitan dengan dunia yang saya mulai enam tahun lalu, dunia 'kejam' penulis.

Kenapa 'kejam'? Karena penuh kritikan yang pedas dan menusuk sampai di hati.

Seperti yang dibilang bang Liyando/ kita panggil Hittori, untuk mencapai 10 visitor per hari itu susah. Kita musti usaha Share sana share sini. Blogwalking sana dan sini. Intinya butuh waktu.

Jangan percaya deh sama yang namanya kilat-kilat. Mana buktinya pada tenggelam kan? Briptu Norman? Udin sedunia? Boyband-boyband plagiat?

Loh kok jadi ngomongin musik? Perlu diketahui, saya juga penikmat musik dan musisi amatir. Sekian postingan saya. Sampai jumpa lagi di kesempatan berikutnya.

Comments