Tujuh Hal yang Harus Dipahami Penulis

 
"Karena seorang penulis itu menulis, sementara seorang pemimpi bermimpi menulis."
carlplumer.com/7-things-every-writer-know/
Untuk menjadi penulis, sebagaimana untuk menjadi dokter atau guru, dibutuhkan proses belajar, proses latihan, proses berkembang. Karena yang terbaik itu biasanya dibangun lewat proses, sehingga hasilnya juga tahan lama dan tidak instan. Begitu juga dalam menulis. Menjadi penulis yang benar-benar penulis tentunya membutuhkan kesabaran dan ketekunan, juga dalam prosesnya, sering kali melelahkan. Agar kamu tetap semangat merintis impianmu menjadi penulis, ada 7 hal kece yang wajib kamu ketahui. Apa saja 7 hal itu?
 
Carl Plumer dalam artikel pendeknya '7 Things Every Writer Should Know' menyebutkan tujuh hal utama yang sebaiknya dipahami calon penulis. Apa saja 7 hal utama tersebut? Ayo kita bahas bareng.
 
(1) Tetap Berpikir Positif
 
Menulis adalah kegiatan yang sepi, kadang melelahkan dan membikin frustrasi (bukan 'frustasi' ya!). Mati ide, capek, tidak tahu harus nulis apa lagi, bosan, sangat sepi; itu hanya segelintir dari berbagai hal negatif yang dialami penulis. Ada kalanya, penulis sampai membenci tulisannya sendiri yang tidak kunjung selesai, kurang oke, atau terasa membosankan. Kadang, karena saking bosannya, kita jadi benci dengan aktivitas menulis itu sendiri. Padahal, penulis itu menulis. Jadi, apa yang harus dilakukan ketika menulis terasa begitu negatif, melelahkan, sepi dan membosankan? Lawanlah dengan pikiran positif. Berbagai penelitian dan seminar motivasi telah menunjukkan keampuhan dari berpikir positif, termasuk dalam aktivitas menulis. Percayalah, sebagian besar penulis juga pernah mengalami apa yang kalian alami. Tetapi, mereka bertahan dan lihat jadi apa mereka sekarang?
 
Jalan menuju kejayaan selalu dipenuhi dengan jurang dan semak berduri, begitu juga dalam menulis. Selalu ingat ini: Menulis memang berat, tapi itulah yang membuatnya spesial. Jika gampang dilakukan, semua orang juga bisa.Menulis itu sulit karena memang kalian yg terpilih saja yg bisa melakukannya. Tidak inginkah kalian menjadi bagian dari yang terpilih itu? Jika mudah, siapa pun bisa melakukannya. Sulitlah yang menjadikan menulis dan penulis itu spesial. Karena itu, bertahanlah sedikit lagi, tetaplah menulis meskipun rasa bosan menerpa. Tetaplah kuat, yakinlah bahwa kamu bisa. Jika lelah, beristirahatlah sejenak. Pergilah jalan-jalan atau pikniik, tapi jangan pernah menyerah mengejar impianmu menjadi penulis. Karena penulis itu menulis, sementara seorang pemimpi hanya mampu bermimpi menulis. Kamu sendiri yang memilih, mau jadi yang mana? 
 
"Write on. Keep moving forward. Never give up. Love yourself." (Carl Plumer)

(2) Menulis Sebanyak Mungkin dan Sesering Mungkin
 
Tidak ada yg bisa mengalahkan ketekunan, bakat juga sering kali tidak bisa mengalahkannya. Mereka yang tekun akan selalu mendapatkan balasannya, termasuk dalam menulis. Carl Plumer menyarankan untuk menulis sesering mungkin agar kita menjadikannya sebuah kebiasaan. Ketika menulis telah menjadi kebiasaan, maka tidak akan berat lagi untuk melakukannya. Karena kita biasa melakukannya, nulis jadi enteng. "Write regularly. Write when you’re feeling it. Don’t make it drudgery," kata Carl Plumer.
 
Menulislah secara rutin, setiap hari kalau bisa. Tapi kalau pun sulit, rutin menulis saja sudah cukup baik. Jika belum bisa menulis setiap hari, menulislah dua hari sekali, atau tiga hari sekali, atau paling banter seminggu sekali, lalu taatilah. Kuncinya ada paa kata RUTIN MENULIS, bukan kapan harus menulis. Sempatkan waktu untuk menulis, jangan hanya menulis kalau sempat. Menulislah dengan rutin, jadikan kebiasaan. Tapi jangan terlampau ketat sehingga menulis malah jadi membebanimu.
 
"Tekun dan rutinlah dalam menulis, dan nikmatilah. Menulis itu seharusnya menyenangkan." (Karen Miller)

(3) Sering-Seringlah Membaca
 
Jika “Menulis adalah sebuah keberanian” (Pramoedya A. Toer), "Maka kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan.” (Goenawan Mohamad)
 
Para penulis yang baik biasanya adalah para pembaca yang baik juga. Jika menulis adalah pekerjaan penulis, maka membaca adalah makanan pokok mereka. Tidak ada ceritanya penulis yang tidak mau membaca. Membaca dulu yang banyak, baru kemudian menulis sering-sering. Beginilah urutan yang benar, jangan dibalik.
 
Faktanya, latihan menulis yang paling awal adalah dengan banyak membaca. Saat kita membaca, saat itu kita juga belajar menulis. Jk. Rowling, Agatha Christie, Pram, Yetti A.KA, Hamsad Rangkuti, dll. Para penulis besar mengawali dunia menulis dgn banyak membaca. Rata-rata penulis hebat adalah para pembaca buku yg lahap. Karena itu, seorang penulis harus selalu mempertahankan semangat membacanya.
 
"Buku teknik menulis ada banyak, tetapi tips terbaik menulis adalah membaca." (Seno Gumira Ajidarma)
 
Bacalah karya para penulis yang lebih hebat darimu. Dengan membaca karya2 hebat itu, kita belajar untuk bisa menjadi sehebat penulisnya. Sebagai tambahan, membaca sebuah tulisan yang bagus adalah kesenangan. Membaca mengingatkan kita pada impian untuk bisa jadi penulis juga. Jadi, siapa sajakah penulis favoritmu? Ayo kita baca karya-karya mereka dan kemudian mari kita belajar dari tulisan-tulisan itu.

(4) Bayangkan Dirimu menjadi Penulis di Masa Depan
 
Kadang, kita perlu berkhayal untuk menguatkan diri dalam meraih impian. Para ahli motivasi menyarankan kita untuk sering membayangkan bagaimana rasanya diri kita kelak ketika kita telah berhasil mencapai impian. Berkhayal tidak selamanya sia-sia. Jika dilakukan dengan bertujuan dan fokus, berkhayal bisa memotivasi kita untuk terus maju meraih impian. Ketika menulis terasa berat, saat kau capek dan bosan menulis, berhentilah sejenak. lalu, bayangkan dirimu setahun lagi telah jadi penulis. Bayangkan dirimu, setahun lagi, atau lima tahun dari sekarang, telah menjadi penulis yang sukses. Rasakah betapa indahnya khayalan itu. Ketika kau jatuh terpuruk, bayangkanlah masa depan cerahmu sebagai penulis sukses. Masa depanmu adalah indah, yakinilah itu.
 
Banyak penulis besar saat ini, awalnya dulu mereka bukanlah siapa-siapa. Mereka pernah seperti kita, para penulis pemula ini. JK Rowling, Stephen King, Hamsad Rangkuti, juga ribuan penulis besar dunia lainnya; semua pernah mengalami penolakan dan kebosanan menulis. Bayangkah para penulis besar itu adalah dirimu sepuluh tahun lagi. Siapa yang tahu, kamu mungkin ditakdirkan menjadi penulis hebat kelak. Teknik imajinasi positif ini telah dibuktikan dan disarankan oleh banyak ahli motivasi, dan berhasil. Jadi, kenapa tidak mencobanya?

(5) Carilah Teman-Teman Sesama Penulis
 
Menulis berbeda dengan menjadi penulis. Yang satu bisa sendirian, yang satunya lagi butuh teman. Menulis adalah pekerjaan yang sepi. Menjadi penulis berarti memilih jalan kesunyian, jalur yang sepi karena tidak banyak orang di sana. Memang, menulis tidak melulu harus di tempat sepi, namun aktivitas menulis sejatinya adalah aktivitas yang individualistik, yang 'sendiri'. Saat menulis, kita harus siap untuk lebih banyak berteman dengan buku-buku dan data-data ketimbang dengan teman atau keluarga. Namun, bukan kemudian seorang penulis harus menyepi dan menghindar dari bergaul atau bersosialisasi. Rasa sunyi dalam aktivitas memang menenangkan, tapi juga bisa membuat penulis gila. Karena itu, tetaplah berinteraksi dengan orang lain.
 
Sebagai manusia, penulis tentunya masih membutuhkan bantuan dan interaksi dengan orang lain. Berteman dan bergaullah, tapi temukanlah teman-teman yang tepat. Tidak ada teman terbaik bagi seorang penulis kecuali para penulis lainnya. Teman ada untuk saling mendukung dan menguatkan. Dengan berteman dengan sesama penulis, kita bisa saling mendukung dalam menulis. Seorang penulis membutuhkan penulis lain dalam hidupnya, untuk belajar, untuk berbagi pengetahuan, untuk saling mendukung dlm kepenulisan.
 
"Make writer friends. You need other writers in your life. They are your tribe. It’s where you belong." (Carl Plumer)
 
Bagaimana cara berteman dengan sesama (calon) penulis? Pergilah keluar, bergabunglah dengan kelompok kepenulisan, ikuti seminar menulis, dll. Penulis di masa kini dimudahkan dengan internet & media sosial, tempat kita bisa berteman dengan sesama penulis walau tidak bertemu langsung. Bergabunglah dalam grup-grup kepenulisan (banyak di internet), datangi bedah buku atau seminar kepenulisan, jadilah blogger yang aktif. Dengan berteman, kesunyian yang harus kita alami sebagai penulis mungkin akan terasa lebih bisa tertahankan. Kita semua butuh teman.

(6) Hargailah Dirimu Sendiri
 
Tidak ada yang bisa menghargai diri kita melebihi diri kita sendiri. Memilih untuk menulis dan menjadi penulis adalah sebuah langkah besar, juga berat. Seluruh tubuh dan diri kita akan terkena konsekuensinya. Sering kesepian, harus bangun di tengah malam, kudu rutin menulis walau kadang bosan; banyak hal yang harus kita kerjakan untuk jd penulis. Karena itu, sempatkan juga untuk membahagiakan dirimu sendiri setelah perjuangan beratmu untuk menjadi penulis itu. Sesekali, manjakanlah dirimu sendiri: belilah baju yang bagus, traktir dirimu es krim mahal, beli buku yang kau sukai. Bahagiakan dirimu. Membahagiakan diri sendiri ini sangat penting bagi penulis, agar hidup kita seimbang dan tetap waras. Jangan pernah lupa untuk berbahagia.
 
Tapi, jangan kebablasan memanjakan diri sendiri. Anggap ini sebagai jeda, bukan pemberhentian terakhir. Lanjutkan kembali setelah selesai. Tidak apa-apa untuk sesekali menyenangkan diri sendiri agar kita tetap waras. Tapi, jangan berlebihan dan ingat selalu tujuan utamamu. Sesekali, belilah sesuatu yang keren untuk dirimu sendiri, yg mahal tapi masih terjangkau olehmu. Sesekali saja tapi, jangan kebiasaan ya. Menulis itu berat, jadi jangan pernah lupa untuk membahagiakan dirimu sendiri agar kita tetap waras dan semangat. FIGHTING ya !!!
 
"Get an awesome mug. An expensive coffee maker. You deserve. This writing thing is hard shit." (Carl Plumer)

(7) Berolahragalah
 
"The better shape you’re in, the more you’ll write and the better that writing will be." (Carl Plumer)
 
Menulis memang lebih banyak menuntut kerja otak, bukan otot. Tapi, bukan berarti kesehatan fisik bisa kita abaikan. Penulis juga butuh olahraga loh. Sekarang bukan zamannya lagi penulis sakit-sakitan karena mereka mengabaikan kesehatannya demi menulis. Penulis memang pekerjaannya menulis, tapi tidak kemudian kita mengabaikan hal-hal lainnya, termasuk berolahraga. Dengan otak yang sehat, maka ide-ide pun bisa lebih lancar keluar, pikiran jadi bening hingga enak diajak berkarya.
 
Ah, ngapain olahraga, Min? Kan kita kerja otak? | Ingat, peredaran darah yang lancar ke otak akan sangat membantu kerja otak lho.
 
Masih ingat peribahasa: di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa ya kuat? Begitu juga, dalam tubuh yang sehat ada calon penulis-penulis hebat. Bukankah menulis dalam kondisi badan yang segar dan fit akan lebih menyenangkan ketimbang menulis dalam kondisi pilek dan flu? Berolahragalah, tidak ada salahnya seorang calon penulis berolahraga demi kesehatan badannya. Tubuh yang sehat akan mendukung kita berkarya. Dengan tubuh yang sehat, kita bisa berkarya (menulis) dengan lebih nyaman, lebih menyenangkan, lebih maksimal.
 
Tubuh yang sehat, salah satunya, didapatkan dengan rutin berolahraga. Berolah raga akan memperlancar aliran darah ke seluruh organ tubuh. Salah satu organ yang akan berterima kasih ketika kita berolah raga adalah otak. Olahraga membuat aliran darah ke otak menjadi lancar. Peredaran darah yang lancar akan menjamin pasokan oksigen dan sari makanan yang cukup ke otak, menjadikan otak sehat senantiasa. Seperti kita ketahui, di otak inilah sumber bagi semua tulisan kita, semua ide-ide dan gagasan-gagasan cemerlang dalam tulisan.
 
Berolahragalah dengan rutin. Bahkan, kalau pun tidak sempat, lakukan olahraga ringan seperti jalan santai atau lari pagi. Siapa bilang penulis tidak olahraga? Penulis besar dunia seperti Pram dan Haruki Murakami ternyata rutin olahraga lari loh. Maka, jadilah sehat sehingga kita bisa lebih banyak berkarya dan bisa pula ikut menikmati hasil dari kerja keras kita sebagai penulis.
 
"Semakin sehat dirimu, maka akan semakin banyak kau menulis dan (dengan begitu) semakin meningkat pula kualitas tulisanmu." --Carl Plumer
 
End
 
~See You~

Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa komen ya. Satu saja sangat membantu untuk kemajuan blog ini.
Ingat yang sopan komennya. Oke. :)