Abonecorp

intro : D Bm G A 2x D Bm saat kau pergi, dari sisiku. G A tahukah kau disini kuterluka. * D Bm saat kau jauh meninggalkanku G A sadarkah kau kumasih merindukanmu. reff : D mungkin aku yang terlalu Bm mencintai kamu G hingga saat kau pergi A kuterluka. D ataukah ku yang terlalu Bm menyayangi kamu G hingga sadar kau jauh A kukecewa D Bm G A D... 2x back to reff.. D Bm saat kau sedih karena dirinya G A ingatlah ku di sini menunggumu Download Song at there

Inilah realita banyak yang tidak sekolah Di tengah tengah kota apalagi di plosok desa Berjuta anak bangsa tak mampu terus sekolah Karena biayanya saja sudah semakin menggila Hey... hey... hey.. pendidikan bukanlah perusahaan yang orientasinya uang Hey... hey... hey.. pendidikan bukanlah formalitas yang penuh dengan kekosongan Katanya pendidikan hak-hak semua orang Yang dilindungi dan dijamin oleh undang-undang Hey hey mana buktinya hanyalah sampah belaka Ternyata yang sekolah hanyalah yang berduit saja Pendidikan.... mahal banget Pendidikan... mahal banget Pendidikan... mahal banget Pendidikan...ajang bisnis, Anjing! Pendidikan di sini tak pernah berubah Seperti di era jamannya para penjajah Di mana rakyat jelata tak bisa sekolah Yang bisa hanyalah kelompokyang berduit saja Pendidikan... gratis untuk semua

Malam mulai mengusik sebuah desa di lereng gunung Sind. Para penjaga dikerahkan untuk berjaga di malam tanpa bintang. Bersiap melindungi desa mereka dari kelompok yang telah membantai desa lainya. "Siapa itu?" Dua sosok bayangan melintasi tembok yang terkena sinar bulan yang semu. "Lapor beberapa orang te.." tiba-tiba kata tersebut berhenti setelah dua pisau beracun menancap di punggung penjaga yang sedang melapor. Dia pun tergeletak tepat di depan kepala desa. Sesosok bayangan mulai terlihat jelas di depan para saksi mata. Lalu dia berkata, "lama tidak berjumpa Armanatama. Masih ingatkah kau denganku?" Senyuman penuh dendam terlukis di wajahnya yang setengah terang. Kepala desa Armanatama menjawab kaget, "ternyata kau. Ada apa kau kemari? Kau penghianat, kau bukan lagi warga desa Wilangan!" "Tenanglah. Aku? Jelas saja menginginkan kristal Pamang itu. Ketujuh kristal harus terkumpul demi kehidupan abadi. Hahahaha." Sosok yang angk...

[Asap Rokok bagi Perokok dan orang di sekitarnya dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, Infeksi Paru-paru, Gangguan Kehamilan dan Janin, serta masih banyak lagi...] Kenapa saya menulis Asap Rokok? Kenapa ada tambahan dalam penulisan Peringatan di atas? Baiklah, akan saya jawab. Pertama. Kenapa 'Asap Rokok' bukan 'Rokok'? Karena asapnyalah yang menyebabkan penyakit, bukan rokok. Kedua. Kenapa ada tambahan dalam Peringatan yang saya buat? Sebenarnya yang paling berpotensi adalah Infeksi Paru-paru. Sudah jelas, Asap Rokok sangat mudah masuk ke saluran pernapasan lalu ke paru-paru. Maka sangat berbahaya bagi pecandu apalagi orang di sekitarnya malah yang terkena Asap Rokok lebih parah. Ini di sebabkan adanya Asap Mulut si pecandu yang jelas mulut sumber kuman serta jika si pecandu mengidap penyakit menular melalui udara. Asap yang dikeluarkan bercampur kuman sumber penyakit dan terhirup oleh orang di sekitar pecandu. Anda sayang tubuh anda? Anda sa...

Rupanya mereka bertiga tidak diberi hukuman melainkan tugas yang mungkin berat bagi mereka. Walaupun hampir dua tahun mendalami beladiri tapi mereka masih harus tetap belajar lebih banyak. Yang dilihat Bagurua adalah semangat dan kerjasama yang baik di antara mereka. Karena itu dan untuk pertama kalinya murid kelas junior mendapat tugas sebagaimana sering dilakukan oleh para senior mereka. Mereka ditugaskan untuk melindungi kristal istimewa milik desa Wilangan. Isunya, hanya tinggal desa Wilangan saja yang belum di ambil kristal istimewanya. Entah apa rencana komplotan yang disebut Sanakung itu hingga membantai seluruh desa demi mendapatkan kristal istimewa. "Ya Bagurua, kenapa harus kami yang ke sana?" tanya Matius. "Begini, sebenarnya tidak sengaja bahwa para senior kalian juga banyak tugas. Seharusnya ini adalah sebuah penilaian terhadap kemampuan kalian yang telah berada di sini selama satu setengah tahun," jelas Bagurua. "Teman-teman, ini langkah awal ...

Sesuatu terjadi dari apa yang tak terduga sebelumnya aku tak tau apa itu yang pasti buatku resah dan gelisah. Hujan kini menghilang dari atas angkasa sana. Bukan rayuan bukan sapaan serangkaian kata terdengar dari seseorang dia sahabatku. Entah dia sok caper atau apa yang pasti lebih aneh dari biasanya. Mungkin kini dia begitu karena diriku yang sering tak memperhatikannya. Ah bosen dengan semua ini.. Esoknya aku putuskan tuk jalan-jalan ke suatu tempat yang kata temenku bagus untuk ber-refreshing-ria. Sengaja aku tak mengajak sahabatku itu karena ku pingin sendirian. Sehari-hari harus ngurusin rumah yang berantakan tugas kuliah apa lagi jadi penjual koran. Pusing rasanya ingin pecah saja kepalaku yang kecil ini. Wuih tak lama kumelakukan perjalanan akhirnya sampai juga di pintu gerbang masuknya si kunir. Yaitu tempat rekreasi di wonosobo yang asyik kita bisa melihat sunset maupun sunrise apa lagi berkemah tapi lo kemah ogah ah atut.. hm ternyata dari pintu masuk lumayan jauh1 km coy. ...

Cipt. : _ Pengubah : Aditya Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota Naik motor istimewa kududuk di muka Kududuk di depan ayah yang sedang bekerja Mengendarai motor supaya baik jalannya Hei! Brem-tin-tan-tin-brem tin-tan-tin-brem tin-tan-tin-brem Brem-tin-tan-tin-brem tin-tan suara motor ayah

Anak itu bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Bagurua Darama Jaya. Kaki kecil yang kekar menyangga tubuhnya yang ideal berjalan lunglai ke depan Bagurua Darama. Tatapan tajam menembus retina anak kecil itu hingga seluruh murid di aula tampak tegang. Pelan-pelan Bagurua bertanya, "Budi Damar! Kau tau apa yang kau perbuat? Dan taukah alasanku memanggilmu?" Dengan tenang diselimuti gemetar dalam hatinya Budi menjawab, "Aku tau Bagurua! Aku mengaku salah. Maafkan aku. Mungkin Bagurua akan menghukumku, aku siap karena itu tanggung jawabku." Seluruh yang ada di ruangan membisu sejenak saat Bagurua menghentakkan tangannya ke meja kecil berpelitur dihiasi ukiran bunga teratai. Beberapa saat kemudian muncul Yosi dari pintu kayu berwarna coklat muda dan berjalan menuju hadapan Bagurua. Lalu duduk di samping Budi Damar sambil mengedik Budi. "Bagurua, aku yang memulainya! Semua ini salahku," kata Yosi dengan membungkukkan tubuhnya. "Aku yang mencobanya...